Polisi melakukan pemeriksaan maraton terhadap sejumlah saksi dalam kasus bullying SMA Binus School Serpong hingga hari ini.

Vincent Rompies mengaku sudah dua pekan tidak memantau media sosial setelah ramainya berita perundungan yang menyeret nama anaknya.

Vincent menemui wartawan seusai menjalani pemeriksaan selama 8 jam di Mapolres Tangerang Selatan, Kamis (22/2) malam.

“Ya agar sekolah berkoordinasi dan kooperatif. Yang terpenting itu kok, kalau cepat kooperatifnya, itu cepat selesai,” kata Komisioner KPAI Dyah

Mencegah perundungan bisa dimulai dari rumah dengan mendidik anak agar tidak menjadi perundung.

Dia pastikan pihak sekolah tidak melakukan DO terhadap para siswa terlibat aksi perundungan.

Pelajar yang menjadi pelaku bullying sudah dikeluarkan dari sekolah.

Binus selaku pihak sekolah akan memprioritaskan perhatian dan upaya untuk mendukung pemulihan korban bulllying secara fisik, psikis maupun emosional.

Anak Vincent Rompies terlibat aksi pembullyan terhadap adik kelasnya

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan juga memberikan pendampingan terhadap pelajar pelaku kekerasan dan perundungan di SMA Binus School Serpong.

Kondisi psikis itu diketahui usai KPAI bertemu korban di kantor P2TP2A Tangerang Selatan.

Korban saat ini dirawat di rumah sakit karena mengalami memar hingga luka bakar di tubuhnya.

Uang pangkal Binus berkisar Rp78 juta. Selanjutnya, siswa atau siswi yang belajar di sana dibebankan biaya SPP sekitar Rp8 juta per bulan.

Anak pelajar sebagai korban tindak kekerasan dan perundungan harus mendapat penanganan yang tepat

Polisi mengungkapkan awal mula kasus bullying di SMA Binus School Serpong.

Biaya pendaftaran di SMA Binus School Serpong, setiap calon pelajar dikenakan Rp300.000.

Media sosial X dihebohkan dengan beredarnya video bullying yang ikut menyeret anak artis Vincent Rompies.

Hari ini Satuan Reserse Kriminal Polres Tangerang Selatan, akan melakukan gelar perkara.