Kasus Siswi SD Tewas karena Pankreas Pecah Akibat Jatuh Diduga Dibully Teman, Begini Penuturan Para Saksi
Penuturan itu disampaikan sembilan saksi saat diperiksa polisi.
Penuturan itu disampaikan sembilan saksi saat diperiksa polisi.
Sembilan saksi termasuk terlapor telah dimintai keterangan terkait kasus dugaan bullying atau perundungan hingga menyebabkan korban berinisial ARS (12) tersebut.
Pemeriksaan sembilan saksi ini dibenarkan Kasat Reskrim Polres Lamongan AKP I Made Suryadinata. Made menjelaskan, usai mendapatkan laporan dari pihak pelapor, polisi langsung bergerak cepat dengan melakukan cek tempat kejadian perkara (TKP).
"Pada Jumat (3/5) kemarin kita sudah lakukan cek TKP di SDN Karanggeneng bersama dengan unit PPA (Unit Perlindungan Perempuan dan Anak)," ujar Made kepada merdeka.com, Sabtu (4/5).
"Sudah ada 9 orang yang kita periksa dan dimintai keterangannya," ujar Made.
"Sudah 9 saksi yang kita periksa," tegas Made.
Dari keterangan sementara yang berhasil dikumpulkan dari para saksi, polisi menyebut belum ada dugaan perundungan seperti yang tersiar selama ini. Meski demikian, polisi memastikan akan tetap melakukan penyelidikan secara komprehensif.
"Dan semua menerangkan korban tidak dirundung melainkan terjatuh karena terpeleset di lantai yang mengakibatkan pankreasnya sobek. Tapi tetap kita lakukan penyelidikan secara komprehensif terlebih dahulu," pungkas Made.
Seorang siswi di sekolah dasar negeri (SDN) di Lamongan, Jawa Timur sebelumnya meninggal dunia setelah dibullying dari teman-temannya. Bocah itu menderita pankreas pecah akibat tindakan perundungan tersebut.
Kematian siswi SD di Kecamatan Karanggeneng, Lamongan itu dibenarkan Ketua Komisi Perlindungan Anak Jatim, Febri Kurniawan Pikulun.
Febri mengatakan, kasus dugaan bullying yang mengakibatkan korban meninggal dunia tersebut sebenarnya terjadi pada 19 Februari lalu. Saat itu, korban disebut jatuh seusai didorong temannya pada waktu mau upacara di sekolah.
"Menurut cerita ibunya, sang anak jatuh karena didorong oleh temannya saat upacara di sekolah," ujar Febri saat dihubungi merdeka.com, Jumat (3/5).
"Sempat dirawat di RS Muhammadiyah beberapa hari lalu dirujuk ke RSUD dr Soetomo," tambah Febri.
"Dari hasil diagnosa, korban diketahui menderita pankreas pecah," kata Febri.
Korban sempat dibawa pihak sekolah ke puskesmas terdekat. Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban melaporkan kasus dugaan perundungan tersebut ke polisi.
Baca SelengkapnyaA diancam dipermalukan di depan teman-teman sekolahnya.
Baca SelengkapnyaPolisi terus mendalami kasus perundungan siswa SMA Binus School Serpong. Mereka memanggil pihak sekolah dan saksi ahli untuk dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaKepala SMK Negeri 1 Siduaori Nias Selatan, Sumut, SZ (37) dijadikan tersangka penganiayaan terhadap YN (17) yang menyebabkan siswanya itu tewas.
Baca SelengkapnyaMereka tampil begitu memukau bak seorang petugas Paskibraka.
Baca SelengkapnyaMA, dilaporkan ke polisi atas tuduhan pencabulan terhadap siswi SMA, A (17).
Baca SelengkapnyaKorban dan temannya pun melarikan diri karena ketakutan.
Baca SelengkapnyaTerlapor menjelaskan detail kejadiannya pada polisi terkait kasus siswi SD tewas usai Pankreas pecah
Baca Selengkapnya